MAKASSAR -- Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo gerah dengan imej buruk terhadap daerah ini. Momentum pemilihan umum kepala daerah/wakil kepala daerah dinilai salah satu kesempatan untuk memperbaiki imej yang telanjur buruk tersebut.
Selama ini, Sulsel dikenal sebagai daerah yang keras. Sering terjadi tawuran antarkelompok dan antarmahasiswa. Selain itu, unjuk rasa yang sering berakhir anarkis makin mencoreng wajah Sulsel di mata nasional dan internasional.
Nah, untuk mengembalikan citra positif Sulsel, Syahrul sangat berharap pemilukada di 11 kabupaten bisa berlangsung lancar dan aman. Bahkan, dia ingin pemilukada serentak di Sulsel menjadi barometer nasional.
Harapan itu disampaikan Syahrul dalam rapat koordinasi bidang politik dan keamanan di Hotel Clarion. Rakor yang diprakarsai kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Sulsel ini menghadirkan bupati/walikota, unsur muspida, dan ketua KPU se Sulsel.
Tampak hadir dalam rakor tersebut antara lain Pangdam VII/Wirabuana Hari Krisnomo, Kapolda Adang Rochjana, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, Ketua KPU Sulsel Jayadi Nas. Bupati yang hadir antara lain Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa dan Bupati Jeneponto, Radjamilo.
Untuk mewujudkan pemilukada terbaik, Syahrul meminta kepolisian dan TNI membantu KPU. Menurutnya, potensi konflik harus diantisipasi sejak dini. Setiap laporan harus ditanggapi secepat mungkin agar tidak berkembang menjadi konflik.
Usai pertemuan yang berlangsung tertutup untuk wartawan itu, Syahrul juga menegaskan pemerintah provinsi siap memback KPU dengan anggaran. Terutama jika ada kekurangan anggaran KPU.
Salah satu keluhan KPU selama ini adalah tidak tersedianya anggaran untuk pengamanan. Pada satu sisi, KPU tidak tega membiarkan petugas keamanan kelaparan. Pada sisi lain, KPU dipusingkan dengan pertanggungjawaban anggaran makan-minum petugas keamanan.
"Kalau itu (bantuan anggaran, red) dibutuhkan, kami siap membantu," kata Syahrul.
Pada bagian lain, Syahrul juga meminta KPU agar bekerja secara profesional berdasarkan aturan yang ada. Bahkan, secara tegas, Syahrul meminta KPU dan jajarannya agar tidak curang dalam pelaksanaan pemilukada.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, mengatakan pertemuan ini sangat penting. Terutama dalam menyamakan persepsi dalam penyelenggaraan pemilukada. Jayadi, mengaku pemilukada rawan konflik. Dengan kerja sama semua pihak, hal itu bisa dicegah.
Kapolda Sulsel, Adang Rochjana, mengatakan pihaknya siap mendukung pelaksanaan pemilukada di Sulsel. Menurutnya, personel kepolisian siap diturunkan setiap saat.
Selama ini, Sulsel dikenal sebagai daerah yang keras. Sering terjadi tawuran antarkelompok dan antarmahasiswa. Selain itu, unjuk rasa yang sering berakhir anarkis makin mencoreng wajah Sulsel di mata nasional dan internasional.
Nah, untuk mengembalikan citra positif Sulsel, Syahrul sangat berharap pemilukada di 11 kabupaten bisa berlangsung lancar dan aman. Bahkan, dia ingin pemilukada serentak di Sulsel menjadi barometer nasional.
Harapan itu disampaikan Syahrul dalam rapat koordinasi bidang politik dan keamanan di Hotel Clarion. Rakor yang diprakarsai kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Sulsel ini menghadirkan bupati/walikota, unsur muspida, dan ketua KPU se Sulsel.
Tampak hadir dalam rakor tersebut antara lain Pangdam VII/Wirabuana Hari Krisnomo, Kapolda Adang Rochjana, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, Ketua KPU Sulsel Jayadi Nas. Bupati yang hadir antara lain Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa dan Bupati Jeneponto, Radjamilo.
Untuk mewujudkan pemilukada terbaik, Syahrul meminta kepolisian dan TNI membantu KPU. Menurutnya, potensi konflik harus diantisipasi sejak dini. Setiap laporan harus ditanggapi secepat mungkin agar tidak berkembang menjadi konflik.
Usai pertemuan yang berlangsung tertutup untuk wartawan itu, Syahrul juga menegaskan pemerintah provinsi siap memback KPU dengan anggaran. Terutama jika ada kekurangan anggaran KPU.
Salah satu keluhan KPU selama ini adalah tidak tersedianya anggaran untuk pengamanan. Pada satu sisi, KPU tidak tega membiarkan petugas keamanan kelaparan. Pada sisi lain, KPU dipusingkan dengan pertanggungjawaban anggaran makan-minum petugas keamanan.
"Kalau itu (bantuan anggaran, red) dibutuhkan, kami siap membantu," kata Syahrul.
Pada bagian lain, Syahrul juga meminta KPU agar bekerja secara profesional berdasarkan aturan yang ada. Bahkan, secara tegas, Syahrul meminta KPU dan jajarannya agar tidak curang dalam pelaksanaan pemilukada.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, mengatakan pertemuan ini sangat penting. Terutama dalam menyamakan persepsi dalam penyelenggaraan pemilukada. Jayadi, mengaku pemilukada rawan konflik. Dengan kerja sama semua pihak, hal itu bisa dicegah.
Kapolda Sulsel, Adang Rochjana, mengatakan pihaknya siap mendukung pelaksanaan pemilukada di Sulsel. Menurutnya, personel kepolisian siap diturunkan setiap saat.
At. Fajar.co.id
0 komentar:
Poskan Komentar